Tapi, apakah benar saat cheat day kamu bisa makan apapun yang kamu mau? Lalu, apa bedanya dengan istilah cheat meal? Kira-kira, mana yang lebih baik, ya?
Yuk, agar dietmu berjalan sukses, pahami perbedaan keduanya sebagai pertimbangan!
Cheat Day vs Cheat Meal
Cheat day vs Cheat Meal/Foto: pexels.com/Koolshooters |
Dikutip dari Healthline, saat menggunakan cheat strategy, orang biasanya akan menggunakan pendekatan cheat meal atau cheat day. Seperti namanya, cheat meal adalah makanan yang menyimpang dari pola diet yang direncanakan, sementara cheat day memungkinkan pilihan makanan yang disukai sepanjang hari.
Metode cheat diet sangat bervariasi. Bagaimana tiap metode diterapkan mungkin terlihat sangat berbeda untuk masing-masing orang, tergantung pada preferensi dan tujuan diet.
Makanan yang dikonsumsi sebagai cheat meal juga akan bervariasi dari orang ke orang karena selera masing-masing. Tetapi sering kali terdiri dari makanan dengan kalori tinggi yang tidak diizinkan pada pola diet.
Ilustrasi diet/Foto: Freepik.com/lifeforstock |
Tidak ada pedoman khusus untuk kapan atau seberapa sering cheat meal atau cheat day dilakukan. Umumnya, orang akan memasukkan satu metode cheat diet per minggu, tetapi ini dapat berubah tergantung pada tujuan kesehatan atau penurunan berat badan orang tersebut.
Dengan cara ini, strategi cheat diet dapat disesuaikan dan dapat diterapkan bersama banyak pola diet yang berbeda. Namun yang harus kamu perhatikan bahwa pendekatan cheat day tidak sesuai untuk semua gaya diet.
Beberapa diet, seperti diet keto, membutuhkan kepatuhan yang sangat ketat tanpa ruang untuk “curang”. Oleh karena itu, strategi cheat diet paling baik digunakan dalam jenis diet yang lebih fleksibel.
Mana yang Lebih Baik?
Metode yang Tepat/Foto: pexels.com/Andres Ayrton |
Manajemen berat badan dan perubahan komposisi tubuh adalah proses yang kompleks. Nggak semua orang akan merespon dengan cara yang sama terhadap strategi yang sama.
Jika tubuh menerima lebih sedikit kalori daripada yang dibakar, penurunan berat badan kemungkinan akan terjadi. Dengan cara ini, cheat meal mungkin efektif jika kamu dapat menjalankan diet dengan baik dan mempertahankan asupan kalori yang berkurang secara keseluruhan.
Lalu, cheat meal berfokus pada sistem berbasis hadiah. Hal ini mungkin tidak efektif bagi kamu yang mengalami kesulitan mengatur makan secara emosional. Beberapa orang bahkan mungkin mengalami perasaan putus asa dan bersalah.
Membingkai ulang cheat meal dengan pesan yang lebih positif, seperti makanan suguhan, dapat membantu untuk lebih mendukung pengaturan diri dan perilaku makan yang sehat dengan pola diet semacam ini.
Lain hal dengan cheat day, kamu bisa puas makan apapun dalam sehari. Namun, apa yang terjadi di penghujung hari? Kamu telah mengkonsumsi beberapa ribu kalori, diliputi rasa bersalah, merasa kembung, dan bahkan mungkin sedikit mual.
Kedengarannya tidak menyenangkan, bukan? Jadi kesimpulannya, cheat meal mungkin lebih baik dan lebih sehat.
Konsultasikan ke Ahli Gizi
Konsultasi/Foto: exels.com/SHVETS |
Pada akhirnya, mengusahakan pola makan atau gaya hidup yang lebih sehat haruslah membuat perubahan yang bisa memenuhi kebutuhan diri masing-masing. Karena seperti yang diketahui, setiap orang memiliki polanya masing-masing dan tidak bisa disamakan.
Jika kamu bingung, pertimbangkan untuk berkonsultasi dengan ahli gizi atau profesional kesehatan yang dapat membantumu membuat rencana diet yang efektif dan menyenangkan untuk mencapai tujuan kesehatanmu.
Entah cheat day ataupun cheat meal, keduanya bisa memberikan ruang untuk memanjakan diri dan dapat secara efektif memotivasi beberapa orang untuk tetap berpegang pada pola diet. Apapun yang dijalankan, pastikan hal tersebut adalah yang tepat untukmu sembari melatih praktik pengendalian diri agar tidak kalap makan saat melakukan cheat treat, ya!