BEGINI.ID - Ada satu fakta pahit yang harus kita telan: di seluruh dunia perempuan masih sangat rentan terhadap segala bentuk kekerasan dan diskriminasi, mulai dari kekerasan seksual, pengangguran, hingga rendahnya akses dalam pendidikan dan kepemimpinan. Dengan demikian, perempuan lebih rentan terhadap diskriminasi dan ketidaksetaraan gender dibanding pria.
Indeks Wanita, Perdamaian, dan Keamanan mengukur dan memberi peringkat terhadap kesejahteraan wanita di semua negara di dunia. Hasilnya, ada beberapa negara yang dianggap paling tidak aman bagi perempuan diukur menggunakan 3 dimensi, yakni dasar inklusi, keadilan, dan keamanan.
Kira-kira, negara apa saja ya? Dilansir dari World Atlas, yuk cari tahu di bawah ini!
Yaman
Yaman termasuk menjadi negara yang dianggap paling tidak aman bahkan berbahaya bagi perempuan. Di tahun 2017, perempuan di negara ini tidak memiliki hak budaya, sosial, dan ekonomi. Mereka tidak diperbolehkan untuk menggunakan hak sipil dan politik secara penuh.
Perempuan masih dijadikan sebagai subjek dari segala bentuk diskriminasi, termasuk stereotip negatif, ketimpangan ekonomi, hingga sistem hukum dan undang-undang yang diskriminatif.
Undang-undang tersebut cenderung mengekspos perempuan muda pada pernikahan dini. Akibatnya, anak perempuan cenderung tidak pergi sekolah. Krisis ini membuat kondisi perempuan semakin buruk.
Afghanistan
Afghanistan termasuk salah satu negara yang dianggap tidak aman bagi perempuan/ Foto: UNICEF |
Afghanistan adalah salah satu tempat paling menantang di dunia untuk menjadi seorang perempuan. Negara ini menempati peringkat bawah menurut Gender Inequality Index dan tingkat melek huruf untuk perempuan termasuk yang terendah di dunia. Padahal, jumlah perempuan mencapai 50 persen dari populasi.
Menurut laporan WHO, sebagian besar perempuan di negara ini mengalami berbagai bentuk pelecehan, dengan 90 persen perempuan mengalami kekerasan dalam rumah tangga, seperti pembunuhan, kekerasan fisik, psikologis, dan verbal.
Meskipun perempuan dipekerjakan di setiap tingkat di negara ini, namun mereka hanya menyumbang kurang dari 20% dari angkatan kerja saja, dengan sebagian besar dibayar lebih rendah daripada pria yang melakukan pekerjaan yang sama.
Suriah
Negara yang dianggap tidak aman bagi perempuan/ Foto: UNICEF |
Perang yang terjadi di Suriah membuat perempuan menghadapi berbagai bentuk tantangan dalam kehidupan sehari-hari. Negara ini memiliki peringkat buruk untuk hak-hak reproduksi, kekerasan gender, dan perlakuan terhadap perempuan dalam keluarga.
Menurut laporan Reuters 2018, Suriah menempati urutan ketiga dalam risiko pelecehan seksual terhadap perempuan.
Pakistan
Negara yang dianggap tidak aman bagi perempuan/ Foto: World Bank |
Dari negara-negara Asia Selatan, perempuan Pakistan adalah yang paling didiskriminasi dan memiliki akses paling sedikit untuk menggunakan ponsel. Di Pakistan, hanya 7 persen wanita yang memiliki rekening bank dibandingkan pria yang mencapai angka 35 persen.
Perempuan di Pakistan sering menghadapi risiko dari kekerasan dan diskriminasi dalam rumah tangga, termasuk kekerasan seksual dan fisik. Lebih dari 70 persen wanita di Pakistan menderita setidaknya satu bentuk kekerasan dalam rumah tangga, dengan lebih dari 5 ribu meninggal setiap tahun akibat kekerasan tersebut.
Sudan Selatan
Negara yang dianggap tidak aman bagi perempuan/ Foto: Pexels/Ahmed Akache |
Negara ini bisa dibilang menjadi negara paling tidak aman bagi perempuan di benua Afrika. Pasalnya, berbagai situasi konflik yang terjadi mengekspos perempuan ke segala bentuk kejahatan. Konflik yang terjadi telah menggusur jutaan masyarakat, terutama perempuan dan anak-anak, membuat mereka terancam kelaparan dan bahaya lainnya.
Perempuan menjadi sasaran kekerasan tingkat tinggi dan memiliki sarana yang terbatas untuk menangani kejahatan yang terjadi. Di Sudan Selatan, pemerkosaan digunakan sebagai senjata perang. Beberapa wanita telah diculik, diperkosa, dan dipaksa menjadi budak. Selain kekerasan, perempuan memiliki akses terbatas ke sumber daya keuangan dan ekonomi dan jarang dimasukkan dalam posisi kepemimpinan.