BEGINI.ID - Hari Toleransi Internasional diperingati pada tanggal 16 November di setiap tahun. Toleransi menjadi hal yang sangat penting untuk bisa menciptakan perdamaian dan ketentraman antar manusia. Bersamaan dengan itu, surutnya toleransi bisa menjadi cikal bakal dari berbagai kekacauan. Tak terkecuali bagi Indonesia, negara dengan segala keanekaragaman.
Nah, beberapa film Indonesia ini cocok banget ditonton ketika kamu ingin melihat betapa besarnya dampak dari toleransi di kehidupan. Nggak hanya punya jalan cerita yang menarik, banyak pesan positif lain yang juga bisa kamu ambil dari film-film ini. Yuk, ajak keluarga atau sahabatmu nonton bareng!
1. Bumi Itu Bulat (2019)
Poster film Bumi Itu Bulat/Foto: imdb.com |
Film Bumi Itu Bulat berkisah tentang seorang pemuda bernama Rahabi yang memiliki sebuah grup musik bernama 'Rujak Acapella'. Grup musik tersebut terdiri dari anggota yang masing-masing memiliki latar belakang suku dan agama yang berbeda. Rahabi memiliki cita-cita untuk membesarkan grup musiknya agar bisa mengambil alih tanggung jawab untuk membiayai adik perempuannya, Rara.
Seolah mendapatkan jalan, grup musik Rahabi memperoleh sebuah tawaran menarik dari seorang produser musik untuk melakukan rekaman. Namun, mereka harus turut mengajak seorang gadis bernama Aisha dalam projek tersebut. Aisha sendiri merupakan seorang mantan penyanyi yang tak lagi berkarier karena ingin berhijrah.
Rahabi terpaksa menuruti segala kemauan Aisha agar ia mau bergabung dalam grup musiknya. Namun, belakangan Rahabi mengetahui suatu rahasia besar pada diri Aisha.
2. Lima (2018)
Poster film Lima/Foto: imdb.com |
Mengusung tema unik tentang implementasi Pancasila dalam kehidupan, film Lima menyajikan jalan cerita tentang ketiga anak yang baru saja ditinggalkan ibu mereka untuk selama-lamanya. Fara, Aryo dan Adi merupakan tiga bersaudara yang hidup dalam perbedaan agama dan keyakinan.
Adi merupakan salah satu korban bullying yang pada suatu hari mampu bersikap berani melawan musuhnya. Hatinya tergerak ketika ia melihat orang lain turut diperlakukan secara tak manusiawi.
Fara sendiri berprofesi sebagai seorang pelatih renang, dimana suatu hari ia diminta untuk menentukan atlet yang akan dikirim ke pelatnas. Fara kemudian berada dalam dilema ketika keputusannya untuk memilih atlet tanpa melihat ras dan warna kulit ditentang oleh pemilik klub renang tempatnya mengajar.
Aryo, sebagai anak pertama dalam keluarga selanjutnya memiliki tanggung jawab yang besar sepeninggal ibunya. Tak hanya tentang menjaga kedua adiknya, ia juga turut dihadapkan pada permasalahan warisan peninggalan ibunya.
Masalah pun turut hadir dari Ijah, sang asisten rumah tangga. Ia terpaksa pulang kampung untuk memperjuangkan nasib keluarga dan menuntut keadilan atas sesuatu hal.
3. ? (2011)
Poster Film ? (Question Mark)/ Foto: imdb.com |
Film garapan sutradara Hanung Bramantyo ini sukses menyabet 1 piala dari 9 nominasi pada Fesival Film Indonesia 2011 lalu. Mengangkat cerita mengenai perbedaan agama dan suku dalam suatu lingkungan masyarakat, film ini sukses menyampaikan pesan moral tentang betapa pentingnya toleransi dan saling menghargai. Dikisahkan interaksi antar keluarga yang berbeda ini kerap menemui rintangan serta menuai kesalahpahaman.
Berbagai permasalahan tentang kebiasaan beragama hingga hubungan asmara disuguhkan dengan apik dan terasa relate dengan kehidupan sehari-hari. Kematian anggota keluarga akibat kekerasan akhirnya menjadi puncak konflik dalam film ini. Di akhir cerita, ketiga keluarga ini pun mampu untuk hidup rukun dan berdamai dengan menerima segala perbedaan.