Studi: Kenangan Buruk Jauh Lebih Gampang Diingat, Ini Penjelasan Para Ahli

 Studi: Kenangan Buruk Jauh Lebih Gampang Diingat, Ini Penjelasan Para Ahli

BEGINI.ID - Beauties, apakah saat ini kamu masih sering teringat tentang memori buruk saat berpisah dengan mantan? Atau mungkin kamu masih belum bisa melupakan kenangan buruk lainnya di masa lampau? Ternyata, kenangan buruk jauh lebih mudah nempel di otak alias gampang diingat, lho!


Sebuah studi baru-baru ini menunjukkan bahwa kenangan buruk atau yang membuat stres cenderung lebih memiliki ikatan erat di otak kita. Hal ini menyebabkan ingatan akan kenangan buruk tersebut jadi lebih kuat dibanding kenangan biasa.


Kenangan Buruk Jauh Lebih Gampang Diingat

berbeda dengan orang-orang yang merasakan kesedihan atau suasana hati yang buruk berlangsung selama dua minggu, mereka kesulitan untuk menghentikan rasa sedih ituMenurut sebuah studi, kenangan buruk jauh lebih gampang diingat/Foto: Pexels

Melansir dari Very Well Mind, peneliti dari Ruhr-University Bochum merekrut 64 orang untuk berpartisipasi dalam simulasi wawancara kerja bersama dua orang manajer. Sebanyak 33 peserta harus melewati simulasi dalam versi yang menegangkan, di mana pewawancara bersikap dingin.

Sedangkan peserta lainnya mengikuti simulasi wawancara kerja dengan pewawancara yang lebih ramah, serta mendorong mereka untuk berbagi tentang aspirasi dan hobi mereka.

Sepanjang wawancara, para peserta juga dihadapkan pada 24 benda. Mulai dari kaleng soda, obat batuk, teko, hingga stapler.

Keesokan harinya, peserta menjalani serangkaian pemindaian untuk mengetes memori terkait benda yang mereka lihat saat wawancara. Hasil menunjukkan bahwa mereka yang mengikuti wawancara yang menegangkan memiliki ingatan yang lebih kuat dalam mengingat benda yang mereka lihat dibandingkan mereka yang mengikuti wawancara dengan suasana menyenangkan.

"Kenangan yang membuat stres cenderung lebih kuat daripada kenangan biasa karena lebih banyak area otak yang diaktifkan. Studi ini menunjukkan bahwa situasi stres yang diingat kemudian mengaktifkan hippocampus dan amigdala, " jelas Jon Nash, CMHC, konselor kesehatan mental klinis seperti dikutip dari Very Well Mind.

Dipicu oleh Hormon Adrenalin

Mengelola perasaan sedih karena kehilangan saat pandemi/usplash/aleksandrasapozhnikovaKenangan buruk lebih gampang diingat/Foto: Unsplash/Aleksandra Sapozhnikova

Ada alasan lain mengapa kenangan buruk bisa melekat lebih lama dan kuat di otak. Para ahli menjelaskan bahwa kemungkinan kenangan buruk tersebut memiliki hubungan dengan otak yang merespons rasa takut yang dapat dipicu oleh peristiwa yang membuat stres.

Tubuh akan melepaskan hormon adrenalin ketika kita menghadapi situasi yang berbahaya atau saat sedang stres. "Adrenalin adalah salah satu hormon yang meningkatkan tingkat kesadaran kita. Dengan kesadaran yang meningkat, tidak mengherankan jika ada lebih banyak detail yang dapat diingat dari kenangan buruk tersebut," ungkap Nash.

Selain itu, ingatan yang membuat stres bisa terasa lebih jelas dan bertahan lama karena situasi yang menantang tersebut mengajarkan kita pelajaran penting yang dapat bermanfaat di masa depan. Hal ini juga bisa membuat kita menjadi lebih waspada dalam mengenali tanda-tanda situasi serupa agar lebih mahir mengatasinya.


Cara Mengatasi Kenangan Buruk

Menulis/freepik.comSalah satu cara untuk mengatasi kenangan buruk dengan melakukan journaling/Foto: Freepik

Kenangan buruk yang kerap muncul bisa menimbulkan beberapa permasalahan, seperti tingkat ingatan yang terganggu, merasa sedih setiap teringat. Hal ini terjadi karena biasanya perasaan yang timbul saat kenangan buruk terjadi tidak teratasi dengan baik.

Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi kenangan buruk ini. Mulai dari terapi bersama tenaga profesional, menulis jurnal, dan menyadari hal yang menjadi pemicu kenangan buruk.

Lebih baru Lebih lama