BEGINI.ID - Berbicara mengenai kecerdasan, pikiran pertama yang muncul di benak kita pastinya berkaitan dengan skor IQ. Penilaian kecerdasan menggunakan skor IQ memang lazim digunakan untuk menilai tingkat kecerdasan seorang anak. Namun, pernahkah kita menyadari kemampuan seorang anak yang mahir di bidang menggambar namun memiliki nilai yang rendah di matematika?
Inilah yang kita sebut dengan kecerdasan majemuk, sebuah konsep yang pertama kali diperkenalkan tahun 1983 oleh Howard Gardner, seorang psikolog dari Universitas Harvard. Berdasarkan konsep Gardner, terdapat 8 jenis kecerdasan majemuk. Yuk simak baik-baik!
Kecerdasan Bahasa (Linguistik)
Bahasa dapat diartikan secara luas, yaitu dapat berupa kemampuan dalam menyampaikan suatu gagasan (bahasa ekspresif) dan kemampuan dalam memahami bahasa (bahasa reseptif). Pasti kita pernah menyaksikan seorang anak yang sangat pandai dalam berbicara, bercerita, menyampaikan pidato, menulis cerita, berdebat, maupun kemampuan dalam menjelaskan suatu hal.
Nah, contoh-contoh tersebut adalah salah satu contoh anak-anak yang memiliki kemampuan bahasa yang baik. Apakah si kecil termasuk dalam kategori menonjol dalam kemampuan bahasa?
Logika Matematika
8 Jenis Kecerdasan Majemuk pada Anak/ Foto: beautynesia |
Tentunya kita pasti sudah bisa menebak seperti apa contoh anak-anak yang memiliki kemampuan logika matematika yang menonjol. Lalu apakah kaitannya hanya dengan mengerjakan soal-soal matematika saja? Jawabannya, tidak.
Kecerdasan ini juga sering kali dikaitkan dengan kemampuan analisa masalah dengan baik, terstruktur, dan berpikir secara logis atau rasional.
Visual-spasial
Pernahkah kita bertanya-tanya bagaimana seseorang mampu menyelesaikan permainan rubik dengan cepat, menyelesaikan puzzle dengan mudah, atau melukis dengan sangat indah?
Ya, mereka adalah anak-anak yang memiliki kemampuan visual-spasial dengan sangat baik. Mereka mampu memahami gambar dan merepresentasikannya dengan baik. Wah, pasti cocok sekali kalau mereka kita beri tugas untuk membaca maps!
Kinestetik
Bermain balet/foto:freepik.com/pressfoto |
Kecerdasan ini berkaitan dengan kemampuan olah tubuh seperti senam, menari, olahraga, dan lain sebagainya. Mungkin kita pikir menari adalah hal yang mudah, namun sebenarnya kemampuan tersebut berkaitan dengan kordinasi antara otak, tubuh, keseimbangan, kelenturan dan kekuatan tubuh. Siapa, nih, yang suka salah kalau lagi ngikutin gerakan senam?
Kecerdasan Musikal
Bermain biola/foto:pexels.com/martproduction |
Apakah si kecil termasuk yang mahir dalam memainkan alat musik? Ya betul, mereka yang memiliki kecerdasan musikal memiliki kelebihan dalam memainkan alat musik, memahami notasi balok, menciptakan lagu, maupun mengubah komposisi.
Kecerdasan Interpersonal
Siapa yang disini selalu dicari teman pas lagi butuh curhat? Atau mungkin dianggap sebagai teman yang seru, asik, dan menyenangkan? Hal ini bisa dibilang seseorang memiliki kelebihan dalam kecerdasan interpersonal.
Mereka diberi kelebihan untuk bisa memahami situasi sosial dan mudah beradaptasi dan menempatkan diri dengan baik. Nggak heran, banyak yang senang berteman dan menjalin hubungan dengan mereka
Kecerdasan Intrapersonal
Kebalikan dari kecerdasan interpersonal, kecerdasan intrapersonal lebih difokuskan pada kemampuan dalam mengenali diri sendiri dengan baik. Mereka dapat memahami kebutuhan diri, memiliki efikasi diri yang baik, percaya diri, dan optimis.
Kecerdasan Naturalis
Orang dengan kecerdasan naturalis yang baik sangat peka terhadap alam. Mereka menyukai kegiatan yang berkaitan dengan alam dan menganggap bahwa alam bukan hanya sebagai latar belakang dalam kehidupan namun juga menjadi bagian yang berpengaruh dalam kehidupan itu sendiri.
Bermain di alam/foto: pexels.com/Ron Lach |
Untuk memahami apakah seorang anak memiiki kelebihan pada suatu bidang tertentu, ada baiknya kita meminta bantuan pada profesional (psikolog, dokter anak spesialis tumbuh kembang anak) untuk dilakukan serangkaian tes. Sebagai orangtua, kita juga harus mengawasi dan memberikan stimulasi agar kemampuan anak berkembang dengan baik.
Sejatinya tidak ada anak yang bodoh, yang ada hanyalah anak yang menonjol pada beberapa jenis kemampuan. Penggolongan kecerdasan tersebut bertujuan untuk mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki anak sehingga tidak ada lagi stereotip mengenai “anak yang tidak bisa apa-apa” namun bisa diganti dengan “anak yang memiliki kelebihan pada bidang lain”.