BEGINI.ID - Menjamurnya penjualan preloved tas branded juga diikuti oleh jam tangan mewah. Kini fungsinya bukan lagi sebagai alat penunjuk waktu tapi sebagai instrumen investasi. Apalagi ada ada anggapan bahwa jam tangan mewah lebih menguntungkan dari segi investasi ketimbang tas branded. Benarkah?
Sebenarnya kalau dibandingkan dari citra eksklusif, jam tangan mewah memang masih terdepan. Mereka yang menjadi kolektor, ketika mengakuisisi kreasi teranyar bukan hanya melihat dari segi harga tapi juga craftsmanship atau tingkat kerumitan pembuatan, kuantitas yang terbatas, bahkan sejarah dari label bersangkutan. Menjadi seorang kolektor jam tangan bukan hanya harus memiliki dana yang cukup tapi juga keinginan untuk memperkaya pengetahuan mengenai setiap brand dan jam tangan.
Lalu kembali ke pertanyaan, adakah hobi ini bisa menjadi kegiatan yang menguntungkan? Ini sejumlah faktor yang bisa menjadi pertimbangan.
Hanya Beberapa Label yang Nilainya Meningkat
Jam tangan Rolex/ Foto: Instagram Rolex |
Sama seperti tas branded, tidak semua label jam tangan mewah yang nilai atau harga jualnya meningkat. Namun hampir dipastikan bahwa Rolex, Audemars Piguet, Patek-Philippe, dan Omega dapat menjadi pilihan yang tepat jika ingin mengejar nilai jual. Track record label-label historis tersebut dalam hal kualitas dan popularitas memang tidak diragukan lagi. Dan selayaknya investasi, tingginya permintaan akan koleksi dari label tersebut menjadi faktor pemicu mengapa nilai jualnya naik.
Material
Jam Tangan Richard Mille/ Foto: Dok. Richard Mille |
Setelah popularitas label, faktor lain yang perlu dipertimbangkan adalah material. Laman Making of Millionaire menuliskan bahwa jam tangan dengan material emas lebih sulit terjual dibanding kreasi berbahan stainless steel. Hal tersebut karena bahan stainless steel cenderung lebih populer.
Kondisi Jam Tangan
Jam tangan Audemars Piguet/ Foto: Instagram Audemars Piguet |
Karena merupakan sebuah instrumen fisik, maka sama
seperti tas branded, kondisi jam tangan perlu dijaga. Sekalipun model yang kamu punya populer namun jika tidak dalam kondisi prima tentu akan memengaruhi harga jual.
Tren dan Resiko
Apple Watch Series 7 resmi dirilis/ Foto: Dok. Apple |
Situs Hiconsumption melansir ada satu resiko yang perlu diantisipasi dalam investasi jam tangan. Yakni popularitas smartwatch. Meski sekarang ini jam tangan Rolex masih menjadi idaman, kita tidak pernah tahu bagaimana teknologi dan perubahan gaya hidup ke depannya. Mungkin saja generasi Gen-Z tak akan lagi melihat value dari sebuah jam tangan kedepannya.
Menjadi Kolektor atau Investor?
Jam tangan Audemars Piguet/ Foto: Instagram Audemars Piguet |
Situs
Prestige pernah mengumpulkan sejumlah
dealer dan perwakilan dari rumah lelang terkemuka seperti
Christie's Asia dan Sotheby's membahas mengenai topik investasi jam tangan mewah. Ada beberapa
point of view yang menarik. Beberapa menilai bahwa generasi muda justru lebih tertarik membeli jam tangan sesuai dengan preferensi mereka. Tanpa memedulikan nilai jual atau tren.
"Tak ada salahnya untuk membeli sebuah jam tangan yang kamu sukai, dan secara kebetulan nilainya terus meningkat, namun kamu harus memiliki ketertarikan dulu. Saya rasa bukan tindakan yang bijak jika seseorang datang ke dunia jam tangan dengan pikiran yang seutuhnya oportunis," ujar Austen Chu, pendiri dari Wristcheck sebuah perusahaan spesialis preloved jam tangan mewah.