BEGINI.ID - Dewasa kini, mungkin kamu sudah nggak asing dengan istilah gangguan kesehatan mental yang satu itu, ya, Beauties? Istilah tersebut kerap digaungkan oleh penggiat kesehatan mental untuk membangun awareness pada sesama lewat media sosial.
Dikutip dari Healthline, depresi dikelompokkan sebagai gangguan mood. Ciri-cirinya dapat digambarkan dengan perasaan sedih, keputusasaan, atau marah yang mengganggu aktivitas sehari-hari. Sebagian orang mungkin ada yang sampai tidak bisa bangun dari tempat tidur. Gejala depresi sendiri muncul berbeda-beda pada setiap orang.
Bahkan, tahukah kamu kalau depresi juga bisa ditunjukkan dengan kebahagiaan? Yasss! Masih dikutip dari sumber yang sama, kondisi tersebut dinamakan smiling depression, yakni kondisi seseorang yang hidup dengan depresi di dalam dan bahagia atau puas di luar.
Secara sosial, kehidupan orang dengan smiling depression kerap terlihat normal dan sempurna. Smiling depression tidak termasuk pada kesehatan mental, tetapi didiagnosis sebagai gangguan depresi mayor dengan ciri-ciri atipikal.
Gejala Smiling Depression
Seperti yang telah dikatakan di atas, seseorang yang mengalami smiling depression tampak bahagia secara raut wajah, tetapi tidak dengan kondisi hati dan pikiran mereka. Namun, ada gejala klasik lain yang mengiringinya, seperti perubahan nafsu makan, berat badan, dan waktu tidur.
Ilustrasi smiling depression. / Foto: www.freepik.com |
Tak jarang, kelelahan, perasaan putus asa, kurangnya kepercayaan diri, dan harga diri yang rendah menjadi gejala berikut dari smiling depression. Kehilangan minat atau kesenangan dalam melakukan hal-hal yang pernah dinikmati juga diidentifikasi sebagai ciri-ciri dari gangguan suasana hati ini.
Lebih lanjut, Healthline menjelaskan, apabila seseorang dengan smiling depression tetap menunjukkan keceriaan, kemungkinan mereka memiliki pola pikir menunjukkan tanda-tanda depresi akan menjadi tanda kelemahan dan membebani orang lain.
Ilustrasi smiling depression. (sumber: www.freepik.com) |
Selain itu, penderita smiling depression juga berpikir denial akan depresi yang ia rasakan. Meski smiling depression tampak ceria, risiko bunuh diri tetap ada, mungkin lebih tinggi, dan mereka mungkin saja mewujudkannya karena memiliki energi dan motivasi yang lebih besar dari depresi berat.
Diagnosis Smiling Depression
Menurut sebuah makalah dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), gejalan berlawanan yang muncul dari smiling depression malah mempersulit diagnosis. Kesulitan lainnya adalah ketika seseorang tidak menyadari bahwa dirinya mengalami depresi.
Bagaimana pun, untuk mendapat diagnosis, kamu harus mengunjungi seorang profesional medis. Nanti, dokter akan memberi beberapa pertanyaan tentang gejala dan setiap perubahan-perubahan yang terjadi dalam hidup.