Mengupas Fakta di Balik Istilah Skincare yang Nggak Masuk Akal Bareng Tasya Farasya dan Dr. Mita

 Mengupas Fakta di Balik Istilah Skincare yang Nggak Masuk Akal Bareng Tasya Farasya dan Dr. Mita

BEGINI.ID - Beberapa istilah skincare yang nggak masuk akal ini seringkali jarang disadari oleh kita. Hal ini dikarenakan kebanyakan dari kita cenderung selalu menelan semua informasi yang kita terima tanpa mencari tau lebih lanjut mengenai informasi tersebut.

Dalam membahas permasalahan ini, Tasya Farasya mengundang Dr. Mita selaku Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin (SPKK) yang memang profesional di bidangnya untuk menjelaskan istilah-istilah ini supaya nggak terjadi kesalahan informasi.

Mengupas Fakta di Balik Istilah Skincare yang Nggak Masuk Akal. Langsung Dibahas oleh Dokter SPKK.

Penasaran dengan fakta dari istilah-istilah skincare yang nggak masuk akal ini? Mari kita simak di sini, Beauties!

1. Proses Detoksifikasi Pada Kulit

Kulit tidak bisa melakukan proses detoksifikasi | Foto : freepik/katemangostar
Kulit tidak bisa melakukan proses detoksifikasi | Foto : freepik/katemangostar

Kita seringkali mendengar istilah detoks pada kulit. Detoks ini sendiri berasal dari kata detoksifikasi yang artinya membuang racun. Banyak sekali penjual skincare yang menyalahgunakan istilah ini untuk menormalkan reaksi berupa jerawat dan pengelupasan kulit yang terjadi pada pelanggannya ketika menggunakan produk mereka.

Namun ternyata faktanya dalam dunia kedokteran, kulit itu nggak bisa melakukan proses detoksifikasi seperti yang dilakukan oleh ginjal, hati, dan usus besar. Sehingga munculnya reaksi seperti ini bisa jadi merupakan pertanda bahwa produk skincare tadi memang nggak cocok di kulit kita.

2. Istilah Purging yang Ternyata Nggak Ada di Dalam Kedokteran

Istilah purging yang nggak ada di dalam dunia kedokteran | Foto : freepik
Istilah purging yang nggak ada di dalam dunia kedokteran | Foto : freepik

Semenjak tingkat kesadaran menggunakan skincare semakin tinggi, istilah purging pun mulai muncul dimana-mana. Kita sendiri sering mendapatkan informasi bahwa purging merupakan suatu kondisi dimana kulit menjadi berjerawat ataupun kasar akibat proses adaptasi dari penggunaan suatu produk. Setelah ditelusuri lebih lanjut, istilah purging ini sendiri ternyata nggak ada di dalam kamus kedokteran. 

Dr. Mita menjelaskan bahwa reaksi yang dikenal orang sebagai purging ini bisa jadi merupakan iritasi ataupun alergi akibat pemakaian skincare dengan kandungan bahan aktif. Ia mengatakan jika ketika penggunaan produk skincare-nya dihentikan dan kulit membaik, maka reaksi ini bisa jadi merupakan alergi dimana kulit nggak cocok dengan produknya.

Selain alergi, reaksi ini juga bisa merupakan iritasi ringan yang umumnya terjadi pada kulit yang hipersensitif maupun kulit yang lagi kering saat menggunakan skincare dengan kandungan bahan aktif. Kulit yang kering ataupun hipersensitif tadi belum bisa menolerir kandungan bahan aktif yang cenderung kuat ini sehingga akhirnya memunculkan iritasi yang dikenal oleh kita sebagai purging tadi.


3. Perbedaan Purging dan Breakout yang Nggak Masuk Akal

Perbedaan purging dan breakout yang nggak masuk akal | Foto : freepik
Perbedaan purging dan breakout yang nggak masuk akal | Foto : freepik

Ketika membahas purging, orang-orang sering mengaitkannya dengan breakout karena kondisi keduanya yang hampir sama. Hal ini pun yang memunculkan definisi mengenai purging dan breakout untuk mempermudah namun ternyata seringkali nggak masuk akal.

Seperti informasi yang sering kita terima, purging dapat ditandai dengan munculnya jerawat di area yang biasanya memang muncul jerawat sedangkan breakout adalah sebaliknya. Namun ternyata penjelasan ini terkesan nggak masuk akal karena Dr. Mita sendiri mengatakan bahwa kulit nggak bisa sepintar itu dalam memilih dimana ia ingin memunculkan jerawat. Apalagi mengingat produk yang kita gunakan itu diaplikasikan di seluruh wajah.

4. Label Chemical-Free dalam Pemasaran Produk

Label chemical-free yang digunakan dalam pemasaran skincare | Foto : freepik
Label chemical-free yang digunakan dalam pemasaran skincare | Foto : freepik

Istilah chemical-free ini biasanya terdengar bagus di telinga orang awam karena banyak sekali yang berpikir bahwa kandungan kimia pada skincare sangatlah berbahaya untuk kulit. Namun dokter cantik ini menjelaskan bahwa semua skincare pastinya memiliki kandungan kimiawinya.

Jika memang ada produk skincare yang nggak mengandung bahan kimia, dapat dipastikan skincare tersebut nggak bakal bisa digunakan lagi keesokan harinya karena sudah rusak formulasinya. Sehingga istilah chemical-free ini biasanya hanyalah merupakan permainan kata saja dalam pemasaran. 

Itulah fakta skincare yang sudah menyebar luas namun seringkali nggak masuk akal. Dengan meningkatnya kesadaran dalam menggunakan skincare ini, Dr. Mita berharap kita juga bisa meningkatkan edukasi dan riset seputar skincare yang akan digunakan.

Selain itu, ia juga mengingatkan bahwa tujuan menggunakan skincare itu adalah untuk merawat kulit supaya sehat bukan untuk putih. Jadi lebih bijaklah lagi dalam memilih dan menggunakan produk skincare ya, Beauties!

Lebih baru Lebih lama