BEGINI.ID - Beauties, pernahkah kamu ketika merasa sedih, marah, ataupun senang lalu melampiaskan emosi tersebut dengan mengonsumsi makanan yang banyak? Jika pernah, bisa jadi kamu sedang mengalami kondisi bernama emotional eating.
Emotional eating adalah kecenderungan seseorang dalam merespon emosinya, seperti sedih, marah, senang, hingga stres kemudian melampiaskannya dengan makan, bahkan dalam kondisi yang tidak lapar. Ketika kamu sedang mengalami emotional eating, akan timbul keinginan untuk makan yang mengandung kalori dan karbohidrat yang tinggi serta bercita rasa pedas yang memiliki sedikit nilai gizi.
Emotional eating adalah ingin makan banyak ketika stres/ Foto: Freepik/ Nakaridore |
Mengutip laman Medicine Net, sekira 40 persen orang cenderung makan lebih banyak saat stres, sementara 40 persen lainnya makan menjadi lebih sedikit dan 20 persen tidak mengalami perubahan dalam jumlah makanan yang dikonsumsi meski sedang merasa stres. Akibanya, stres dapat dikaitkan dengan penambahan dan penurunan berat badan.
Menurut para profesional kesehatan mental, makan berlebihan di bawah pengaruh stres merupakan salah satu gejala yang disebut depresi atipikal. Namun banyak juga orang yang tidak memiliki depresi klinis atau masalah kesehatan mental lainnya dapat mengalami perilaku tersebut sebagai respon terhadap emosi sesaat atau stres kronis.
Stres bisa dikaitkan dengan penambahan berat badan/ Foto: Freepik/ Wayhomestudio |
Perilaku emotional eating sebenarnya dapat mengganggu pola makan dan dapat menyebabkan obesitas. Secara psikologis, orang yang mengalami emotional eating menghubungkan makanan dengan alasan adanya rasa kenyamanan, kekuatan, perasaan positif, hingga menyediakan makanan dengan alasan untuk asupan tubuh.
Namun, dengan memahami motivasi seseorang mengalami emotional eating, kita bisa mengetahui langkah selanjutnya. Mengutip laman Kids Health, salah satu mitos terbesar mengenai emotional eating yakni bahwa hal tersebut didorong oleh perasaan negatif seperti stres, kesepian, sedih, cemas, atau bosan. Padahal bisa juga disebabkan karena adanya perasaan yang positif, misalnya bahagia.
Meski begitu, tanpa disadari, stres kecil yang tak terhitung jumlahnya bisa berakibat pada seseorang mencari kenyamanan atau mengalami gangguan dalam makan.
Cara Menghentikan Emotional Eating
Beauties, karena emotional eating dapat menimbulkan efek buruk bagi kesehatan, salah satunya obesitas, maka perilaku tersebut harus dihentikan. Ada beberapa cara yang dikutip dari Healthline, di antaranya adalah:
1. Menemukan Cara Lain
Berolahraga bisa mengatasi emotional eating/ Foto: Freepik/ Marymarkevich |
Langkah pertama yang dapat dilakukan yakni dengan mencari cara agar stres yang sedang dialami tidak dilampiaskan ke makan. Misalnya dengan membaca buku, menggambar, berolahraga, bersepeda, atau bersantai untuk memanfaatkan hari libur.
Mungkin cara ini memerlukan waktu untuk mengubah pola pikir bahwa menghilangkan stres dengan makan. Cobalah bereksperimen dengan berbagai kegiatan untuk menemukan kegiatan yang cocok untukmu.
2. Meditasi
Meditasi bisa mengatasi emotional eating/ Foto: Freepik/ Freepik |
Ketika stres melanda, coba tenangkan diri dengan meditasi, sebab ada berbagai penelitian yang menunjukkan meditasi mindfulness sebagai pengobatan untuk gangguan makan berlebihan dan emotional eating.
Meditasi bisa dilakukan di mana saja. Caranya yakni kamu harus duduk di tempat yang tenang dan fokus pada pernapasan. Ambil napas dalam secara perlahan yang mengalir masuk dan keluar dari hidung.
3. Konsumsi Makanan dan Minuman Sehat
Konsumsi makanan dan minuman sehat/ foto: Freepik/ KamranAydinov |
Sulit untuk membedakan antara rasa lapar sungguhan atau rasa lapar karena emosional. Untuk itu, cobalah untuk konsumsi makanan yang sehat seperti buah, sayur, popcorn, makanan rendah lemak dan kalori.
Itulah penjelasan mengenai emotional eating dan cara menghentikannya. Emotional eating merupakan perilaku yang lumrah terjadi, tapi jika dilakukan secara terus menerus dalam waktu yang lama maka akan berakibat buruk pada kesehatan.