BEGINI.ID - Membangun karir di lingkungan kerja yang nyaman menjadi idaman semua orang, termasuk kamu. Namun sayangnya, tidak semua tempat kerja menjanjikan kenyamanan, bisa saja kamu bernasib kurang beruntung karena harus bertahan di lingkungan kerja yang toxic.
Kondisi pandemi covid-19 seperti saat ini mungkin lagi tidak memungkinkanmu untuk resign, karena kamu membutuhkan pekerjaan tersebut sebagai sumber penghasilan utama. Tapi kamu perlu tahu, menurut Forbes, lingkungan kerja yang toxic bisa merusak kesehatan mental dan fisik, lho.
Berhubung kamu harus tetap bertahan meski lingkungan kerja cukup menyebalkan, kamu bisa lakukan trik ini agar kesehatan mental tetap terjaga dan kamu bisa tetap produktif.
Hindari Teman yang Toxic
Hindari teman yang toxic/ Foto: freepik.com |
Di dalam lingkungan kerja yang sudah toxic, kamu tidak perlu menambah masalah untuk berurusan dengan rekan kerja yang toxic. Kamu perlu menghindari rekan kerja yang suka nyinyir dan memiliki kecerdasan emosi yang rendah.
Orang yang toxic serta memiliki kecerdasan emosi yang rendah biasanya tidak suka disalahkan dan cenderung mencari kambing hitam untuk melimpahkan kesalahannya. Jika saat ini kamu sedang memiliki pertemanan dengan rekan kerja yang toxic, segera ambil langkah menjauh ya.
Cari Teman yang Sefrekuensi
Cari teman yang sefrekuensi/ Foto: freepik.com |
Jika kamu merasa sedang berada di lingkungan kerja yang toxic, biasanya ada beberapa rekan kerja yang merasakan hal yang sama. Daripada berteman dengan rekan kerja yang toxic, kamu bisa memilih berteman dengan orang yang sefrekuensi dan memiliki pendapat sama denganmu.
Rekan kerja yang satu frekuensi ini biasanya lebih enak diajak diskusi dan membuatmu sedikit lebih nyaman di lingkungan kerja yang toxic.
Fokus Bekerja dan Hasilkan Uang
Fokus bekerja/ Foto: freepik.com |
Tujuan utama kamu bekerja meski di lingkungan yang toxic adalah menghasilkan uang. Selebihnya, kamu tidak perlu mencampurkan urusan pribadi di dalam lingkungan kerja.
Meski hampir stres karena beban kerja yang berlebihan, atau mendapatkan teguran dari atasan hanya karena kesalahan yang mungkin tidak sengaja kamu lakukan, kamu bisa cukup abaikan dan tetap profesional bekerja.
Namun, jika stres yang kamu alami cukup mengganggu produktivitas, kamu bisa rehat sejenak untuk me-refresh diri.
Rencanakan Resign dengan Baik
Rencanakan resign dengan baik/ Foto: freepik.com |
Kamu mungkin tidak akan selamanya bekerja di lingkungan toxic seperti yang kamu alami seperti sekarang ini. Rencana untuk resign mungkin sudah kamu pikirkan jauh-jauh hari.
Akan tetapi, kamu perlu mempertimbangkan beberapa hal sebelum resign. Kamu perlu memastikan sudah mendapat ganti pekerjaan yang lebih baik atau lebih nyaman, sebelum memutuskan resign.
Persiapkan juga dana darurat yang cukup untuk kamu gunakan ketika belum mendapatkan gaji di tempat kerja yang baru nanti ya.